|
Bicara Luka
Kalau
benar apa yang telah ku dengar
Permainanmu
di sebalik sedarku
Sungguh
bisa malah tidakku sangka
Manis
kat depanku lain bicara
Selama
ini tak pernah kusangsi
Malah
kasih melebihi segala
Namun
ternyata terang kini
Tak bersuluh
lagi
Usah
kau sembunyi
Telah
ku tahu gerak laku siapa kau sebenar
Tak ubah
sandiwara memukau
Hanyalah
di depan mata
Biar waktu
tentukan siapa yang benar
Usah
dikesal andai saat itu
Kau sedari
ku tak lagi berada di sisimu oh
Bisikan Asmara
Pada bisikan
yang pertama
Ungkapan
kata yang bermakna
Membuai
syahdu sukmaku
Tika
meniti bersamamu
Aku rakamkan
segala
Di lubuk
hati bertakhta
Walau
di mana ku berada
Kau tetap
hidup dalam jiwa
( korus
)
Bisikan
asmara yang pertama
Terpahat
untuk selamanya
Tercipta
pengalaman yang indah
Hingga
kini masih terasa
( Bisikan
asmara oh...
Bisikan
asmara )
Cinta
mengukir rasa rindu
Di bawah
awan setuju
Dalam
meniti hariku
Tak sabar
untuk bersamamu
( ulang korus )
( ulang korus 3X )
( Bisikan
asmara oh...
Bisikan
asmara )
Bila Raya Menjelma
Anggun
si dara jelita berselindang dan ber'baya
Sepadan
dengan pemuda tampan dan segak orangnya
Di pagi
hari mulia kunjungi sanak saudara
Yang
tua tidak dilupa ampun dan maaf dipinta
Yang jauh
sudah pun tiba pulangnya untuk beraya
Meriah
desa tercinta bagaikan pesta layaknya
Di pagi
hari mulia semuanya bergembira
Tua muda
miskin kaya berbeza tidak berbeza
( korus
)
Mari
adik marilah bang mari kita beraya bersama
Orang
jauh janganlah lupa kitalupakan
Sila
adik silakan bang sila selera jamu selera
Lemang
ketupat dan rendang semua ada
Sebulan
kita puasa menahan lapar dahaga
Tiba
sudah hari raya yang mulia
Bergembira
seadanya kunjungi jiran tetangga
Semoga
menjadi amalan selama-lamanya
Pada yang
telah tiada kunjungilah pusaranya
Berdoa
pada Yang Esa setulusnya
Tanda
masih di ingatan sedikit tak dilupakan
Di pagi
hari yang mulia tetap dikenang
( ulang
dari korus )
Balqis
( 1 )
Biar
apa pun rupa yang terbina
Takkan
gentar merela kehendaknya
Terdengarlah
bicara tersembunyi
Yang
tertebar di langit dan di bumi
( 2 )
Siapakah
yang mampu menundukkan bayu
Siapakah
yang tahu hanya ada satu
Turut
titah setia ratu kota
Lirik
mata yang cerah bak sahmura
Singgahsana
nan indah tak terperi
Halus
santunnya wajah bidadari
Siapa
yang mengutus surat keajaiban
Siapa
yang menghunus rebah di pelukan
( 3 )
Lai lai
lai lai lai lai lai lai lai lai
Bisakah
jelita luruh kuasa
Lai lai
lai lai lai lai lai lai lai lai
Terpukau
hatinya demi sakti kurnia
Laksana
terkalam tiada diilham
Segala
ternyata hanya sekelip mata (Syahadah)
Terpedaya
istana kaca
Terkesima
kata mulia
Seribu
utusan
Mahkota
hiasan
Membingkis
berita
Damaikan
dua kota
Agungnya...
suara... sucinya... sang cinta...
( 4 )
Bertemu
di alam pesona
Bersatu
di dalam cahaya
Semilah...
bermadah... kasihnya...
Di puncak
singgahsana (Syahadah)
( ulang dari 3 )
( ulang
1, 2, 4 )
Berpantun Kasih
Berdendang
hamba nak berdendang
Hai sepantun
kitalah bersama
Sama
rentak gendang bertingkah
Tapi
tak sama alun suara
Berdendang
hamba nak berdendang
Hai senandung
nak dara merindu
Alun
hamba sekadar lalu
Tidak
sedikit menyentuh dihati
Mana kasih
sehangat mentari
Mana
cinta yang semanis dulu
Mana
janji bak tersimpul tali
Mana
budi yang sebaik laku
Jauh hamba
rindu hambalah dirindu tuan
Bila
dekat mengapa diam sahaja
Kalau
sudah dibenci hamba dibenci tuan
Lagu
berkasih cinta terpilih
Layu
pagi seruas jari
Berdendang
hamba nak berdendang
Hai sepantun
kasih tak sudah
Mengenang
bukanlah mengenang
Ingin
mencari di mana silapnya
Bicara Manis Menghiris Kalbu
Satu per
satu teman
Ada disekeliling
mu
Satu
per satulah jua
Tinggalkan
diri mu
Cumalah
aku sahaja
Yang
masih lagi bertahan
Memendam
rasa
Bulan
madu yang indah
Sudah
sampai kehujungnya
Engkau
pun mula berubah
Dan beralih
arah
Kata-kata
manis
Tiada
lagi ku dengar
Hidup
ku pula makin tawar
Tiap bicara
manis
Bagaikan
selumbar bisa
Kau tanam
di jiwa
Tak terlihat
oleh pandangan
Mata
mu
Tiap bicara
manis
Memujuk
dan merayu ku
Tak usah
berlalu
Dan merajuk
bawa hati pilu
Andai
sudah tiba masa
Dan tiada
jodoh kita
Biar
kita berpisah... dari merana
Tiap bicara
manis
Bagaikan
selumbar bisa
Kau tanam
di jiwa
Tak terlihat
oleh pandangan
Mata
mu
Tiap bicara
manis
Memujuk
dan merayu ku
Tak usah
berlalu
Dan merajuk
bawa hati pilu
Keikhlasan
hati ku
Bukanlah
untuk di balas
Cukuplah
sekadar
Jadi
kenangan waktu berjauhan
Tiap bicara
manis
Bagaikan
selumbar bisa
Kau tanam
di jiwa
Tak terlihat
oleh pandangan mata mu
Andai
sudah tiba masa
Dan tiada
jodoh kita
Biar
kita berpisah...
Dari
merana
Beradu Di Khayalan
Beradu
dalam jiwa lena dalam rindu
Hanya
kasih dan sayang membuai khayalanku
Izin
ku meyelami segenap penjuru
Agar
tak mungkin cinta terus membeku
( 1 )
Kini
berlalu semua kenangan
Sepi
berlagu membelai perasaan
Tanpa
ku sedari kau menghilang
Bersama
bayangan
Airmata
ku menjadi saksi kerinduan
Cinta
amat mendalam tidak kesampaian
Dikau
kini di awangan tak tercapai tangan
Detik-detik
yang manis kekal di ingatan
Sebagai
manisan bunga
Bersemi
di dalam impian
Kini berlalu
semua kenangan
Sepi
berlagu membelai perasaan
Tanpa
ku sadari kau menghilang
Bersama
bayangan
Airmata
ku menjadi saksi kerinduan
Seharum
cinta di taman
Kasih
beradu di khayalan
Oh hangat
cinta
Yang
membelai sejujur hati
( ulang
dari 1 )